Disclaimer: saya tidak bermaksud menjelek - jelekkan suatu negara. Saya hanya share pengalaman saya semoga bisa jadi masukan dan gambaran buat yang lain. Yang jelas pengalaman saya ini bisa saja "kebetulan" alias belum tentu dialami oleh yang lain. Bisa jadi saya sendiri belum tentu mengalami hal ini lagi jika kembali ke negeri ini suatu saat nanti. Ammmiiinnn...
Selamat sore Keflavik. Akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Iceland. Keinginan utama saya adalah mengunjungi Arnavatn Lake. Sayangnya saya belum juga menemukan tour yang memasukkan tempat tersebut dalam paketnya. Sebagai informasi tidak ada public transportation ke tempat - tempat wisata di luar Reykjavik (ibu kota Iceland). Jadi cara jalan - jalan saya di Norway tidak bisa diaplikasikan di Iceland. Pilihannya adalah ikut tour atau silahkan menyewa mobil. Karena opsi ke 2 sudah pasti tidak memungkinkan buat saya maka pilihan saya tinggal join the tour.
Saya segera mencari money changer. Saya tidak punya Icelandic Króna sama sekali. Saya sudah coba tukar di Delft sebelum berangkat tapi mereka tidak punya stok. Karena sedikit terburu - buru ingin segera keluar dari airport agar bisa cepat tiba di penginapan, saya memutuskan untuk numpang tanya saja dimana letak money changer. Daripada harus muter - muter keliling airport. Akhirnya saya samperin salah seorang petugas tiket yang lagi nyantai. Lagi bengong enggak ngapain - ngapain. Dia bekerja disini pasti dia hapal letak money changer di airport. Engga galak sih dianya. Tapi terbiasa dengan keramahan hospitality industry saya merasa kalau respon dia kurang ramah. Normally pada saat melihat ada yang datang mendekat petugas pastinya melihat ke orang tsb dan menyapa "yes, can I help you?" Tapi petugas yang satu ini diam saja meski saya sudah jelas - jelas saya ada di depannya. Lebih parahnya dia bahkan tidak melihat kearah saya tapi justru memandang kearah lain. Akhirnya saya menyapanya "helllooooouuwww" baru dia melihat kearah saya kemudian menjawab pertanyaan saya. Tanpa senyum loh ya.. Waktu itu saya masih menggapnya biasa saja. Sampai ketidakramahan ini akhirnya terus berlanjut.
Waktu saya menukarkan uang ke petugas money changer mereka juga melayani tanpa tersenyum. Ngomongnya datar banget. Enggak jutek atau galak. Tapi enggak ramah seperti tempat - tempat lain aja. Dia juga agak bete waktu saya minta amplop buat duitnya. Ya elah mbaaa... Dimana - mana kalau nuker duit malah udah langsung dikasih amplopnya lageee...
Beres urusan tukar uang saya segera membeli tiket bus. Udara dingin mulai terasa. Beughh... katanya summer. Berhubung belum punya peta dan lagi kumat malesnya, saya membeli tiket bus yang menyediakan jasa pengantaran sampai ke penginapan. Normally penumpang dari airport akan didrop di terminal bus Reykjavik, tapi kalau mau kita bisa minta didrop di penginapan. Tambahan biayanya kalau dirupiahin enggak nyampai 100rb kok. Petugas tiket busnya engga jauh beda dengan petugas lain yang saya temui. Setelah beli tiket saya nanya busnya kira - kira berangkat jam berapa? Dia menjawab "Busnya berangkat sekarang" tapi ngomongnya sambil buang muka n buang badan alias jalan ngejauhin loket. Kelakuan unik lainnya... Mungkin mereka terbiasa cuek aja kali ya. Apalagi kebanyakan mereka masih muda. Jadi masih suka sok asik gitu. Helah!! tapi belakangan saya lihat sendiri kok. Yang tua juga ga beda - beda amat kelakuannya :)
Never underestimate Iceland's weather. Begitu benar - benar keluar dari airport dan jalan menuju bus, gigi saya sampai gemeretak. Anginnya kencang. Rambut keriting gagal saya jadi makin berantakan. Suhunya waktu itu sekitar 11 derajat celcius. Tapi perpaduan angin dan tingkat humidity yang sepertinya cukup berbeda dengan negara Eropa lainnya membuat dinginnya jadi ga ketulungan. Mulai berasa salah kostum. Bersyukur di dalam bus hangat. Saya sibuk memperhatikan pemandangan dan juga brosur - brosur paket tour yang saya kumpulkan dari airport. Dan tidak ada satupun yang menawarkan paket ke Arnavatn Lake :( Eniwei, sopir bus saya waktu itu ganteng sekali (oot ini mah).
Tjornin Pond |
Sisa hari itu saya habiskan dengan mengunjungi Tjörnin Pond dan mengobrol dengan penghuni penginapan lainnya untuk mencari tahu informasi tour apa yang paling menarik. Sepertinya saya sudah harus mencoret Arnavatn lake dari list saya karena tidak ada paket tour kesana. Saran dari mereka dengan keterbatasan waktu saya lebih baik ambil paket tour Golden Circle dan juga Blue Lagoon. Sayangnya saya engga bawa baju renang buat ke Blue Lagoon. Ogah kalau mesti beli karena saya sudah harus keluar duit juga buat beli kupluk, sarung tangan dan kaos kaki. Bleh!! Sapa suruh enggak cari tahu info cuaca dulu sebelum berangkat. Semua penghuni kamar (kecuali saya) akan meninggalkan Islandia esok hari. Karena sudah mau pisah mereka banyak saling ngobrol satu sama lain. Ngomongin tempat - tempat yang sudah mereka kunjungi di Iceland. Saya lebih banyak sibuk sendiri memilih paket tour dan menimbang - nimbang masukan yang sudah mereka berikan. Rata - rata mereka sudah berada di Iceland semenjak seminggu yang lalu bahkan ada yang lebih. Diakhir percakapan sebelum tidur mereka saling menanyakan nama masing - masing. Hahahhaha... Terus selama seminggu kemarin...???
Pagi - pagi keesokan harinya saya minta tolong resepsionis penginapan untuk book tour "Golden Circle and Green Energy". Pembayarannya bisa langsung dilakukan di resepsionis penginapan. Oh iya semua petugas di penginapannya sih ramah - ramah. Belum ada nemu yang kelakuannya unik kaya di airport :D Untuk hari ini saya putuskan menghabiskan waktu dengan city sightseiing di Reykjavik. Mulai dari concert hall, museum, gereja, semua pokoknya. Sekalian pingin keluar masuk toko beli apalah gitu. It's Iceland!! I should bring something from here. But just like the other Scandinavia countries, Iceland is expensive. Untuk beli kupluk, sarung tangan dan kaos kaki saya keluar uang sekitar 1juta rupiah *sigh*
Reykjavik from the tower of Hallgrímskirkja Church |
Malam itu saya memutuskan untuk makan malam di salah satu restaurant yang khusus menyediakan menu ikan. Berhubung tidak ada tempat yang kosong saya memutuskan untuk take away. Menunya dituliskan di papan yang digantung. Kita pesan di kasir, bayar, baru kemudian makanan disiapkan. Saya memperhatikan menu tsb dan memutuskan untuk bertanya lebih detil ke pelayan di kasir nantinya. Beberapa menu ditulis dengan penjelasan yang cukup tapi sebagian hanya ditulis seperti "fish of the day". Meneketehe itu isinya apaan. Lagian namanya baru pertama kali wajar dong kalau mau nanya - nanya. Sepertinya dua turis yang mengantri di depan saya juga berfikir hal yang sama. Ketiba tiba giliran mereka di depan kasir mereka menanyakan sesuatu. Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan sampai akhirnya saya mendengar si petugas di kasir menjawab kurang lebih seperti "lihat aja di papan. Semua sudah jelas kok disitu". Kemudian dia pergi meninggalkan meja kasir. Kedua turis tsb terlihat bingung dan saling berpandang - pandangan. Kemudian mereka berbicara dalam bahasa yang tidak saya mengerti. Ga berapa lama si petugas balik lagi ke kasir terus ngomong " So, what do you want to order?" Duhhh... Akhirnya begitu tiba giliran saya tanpa banyak babibu saya langsung ngomong "Fish of the day for take away, please". Hehhehhe...
Pengalaman paling enggak menyenangkan saya alami keesokan harinya. Menurut jadwal saya akan dijemput di penginapan untuk memulai tour sekitar jam 07.30 - 08.00. Saya membaca informasi yang ada dibrosur travel agent tsb, seingat saya tidak ada keharusan saya harus menunggu di luar penginapan. Tour agent yang lain memang ada yang menyebutkan ketentuan tsb dalam paketnya. Tapi tidak untuk tour yang saya book ini. Menunggu diluar penginapan dipagi hari juga bukan hal yang menyenangkan. Hanya ada sedikit kursi dan semua sudah terisi. Ada yang merokok dan anginnya dingin sekali. Lobi penginapan saya juga tidak terlalu besar. Letaknya sangat dekat jalan raya sehingga bisa melihat kendaraan yang lalu lalang. Saya sudah menunggu di lobi dari jam 7.15. Saya melihat sejumlah tour agent yang menjemput peserta tour di penginapan. Mekanismenya biasanya petugas tour tsb masuk ke penginapan kemudian memanggil nama peserta tour atau mendatangi resepsionis. Peserta tour yang mendengar namanya dipanggil akan mendatangi si petugas terus cabut bareng - bareng. That's all. Selama peserta tournya sudah ada di lobi prosessnya ga nyampai 1 menit kok.
Saya menunggu sampai pukul 07.45 dan belum ada juga petugas tour yang datang menjemput. Saya terus memperhatikan jalanan sambil mendengarkan ocehan salah seorang teman sekamar yang saat itu juga sedang ada di lobi. Dia mengeluh karena tidak membawa sepatu dan baju hangat ke Iceland. Dia fikir suhunya sama seperti negara Eropa lainnya. Ternyata saya ga sendirian :D
Sekitar jam 8 kurang sedikit tiba - tiba ada laki - laki bertubuh besar dan sudah agak berumur masuk ke lobi dan langsung berteriak "Emma for the Golden Circle bla..bla..bla.." Suaranya lebih seperti orang yang ngamuk dan ngebentak daripada manggil peserta tour. Seluruh orang yang ada di lobby langsung terdiam dan memandang ke laki - laki tsb. Saya juga kaget bukan kepalang. Saya berdiri. Teman saya yang tadi sibuk ngoceh pun mendadak bengong dan cuman sempat ngomong "Oh my God, good luck and have fun". Beugghhh...
Begitu saya samperin si petugas tour dia lanjut ngomel "Next time please wait outside and pay attention. We can not park here!!". Terus dia langsung kabur kebalik kemudi. Gembeeellll. Dari tadi juga banyak mobil tour lain yang parkir di depan penginapan. Lah minivan dia sendiri sekarang lagi nangkring depan penginapan. Lagian ga usah bentak - bentak gitu napa?? Gw bayar elu gilaaakkk.. Begitu lu masuk lobi juga gw udah ada n langsung bisa jalan. Pemalesan banget sih!! Lagian enggak bisa ngomong baik - baik?? Asli belum pernah nih ceritanya saya jalan - jalan terus ketemu orang yang bentak - bentak saya kaya begitu. Your country is not the first country I visit!! I've been to many countries before and I have no problem with the people there. I know how to behave when I travel!!
Saya pun masuk ke minivan tsb dengan bete luar biasa. Tapi mau ngamuk juga ga guna. Ntar bikin keadaan makin ga enak. Sementara saya pingin jalan - jalan! Mau ganti tour lain juga takutnya udah ga keburu lagi nyari - nyari. But eniwei, kalau di lain waktu saya mengalami perlakuan kaya begitu lagi saya pasti bakal ngamuk balik. Kalau perlu saya batalin aja ikut jalan - jalannya. Bodo de rugi duit, at least he/ she knows you should treat people politely. Jangan seenak udel sendiri.
Þingvellir national park |
Regardless kelakuan si kakek driver merangkap tourguide yang sangat menyebalkan itu, iceland is such a beautiful country. Alamnya Iceland memang sangat indah. Saya mengunjungi Geothermal plant, waterfall of Faxi, volcanic Crater Kerid, Gullfoss waterfall, Geysir area, dan Þingvellir national park. Selama tour saya ogah berinteraksi dengan si kakek nyebelin. Waktu sudah selesai tour pun saya ogah kasih tip. Saya cuma bilang thank you. Udah itu aja. Beneran deh... Mungkin efek negara ini yang letaknya terpencil dan enggak banyak berhubungan dengan dunia luar alias kurang piknik membuat mereka engga terbiasa dengan ramah tamah. Pokoknya ngomong apa adanya aja sesuai yang dipikiran. But again, I don't want to generalize. Opini saya ini cuman mengacu ke orang - orang yang kelakuannya kurang menyenangkan yang saya temui selama di sana. Enggak semua juga kok engga ramah.
However, I still like Iceland (but not as much as I like Norway). Biarpun saya banyak ketemu orang - orang dengan kelakuan unik disana, tapi keindahan alamnya bisa membayar kekesalan berurusan dengan mahluk - mahluk unik tsb. Buat yang mau ke Iceland bisa digabungin dengan trip ke UK. Karena pesawat dari UK ke Iceland dan sebaliknya harganya termasuk murah. Kalau beruntung kadang bisa dapat dibawah 1jt rupiah. Cuma sayangnya visanya kudu apply 2 karena UK tidak masuk ke negara yang bisa dikunjungi dengan visa schengen.
Saya sendiri kemarin naik budget airlines Flybee dari Keflavik (Iceland) ke Amsterdam dan transit di Birmingham. Namanya doang connecting flight tapi boarding pass cuman dapat 1 yang buat ke Birmingham doang. Dari Birmingham harus ngelewatin imigrasi dan check in lagi. Beruntung Indonesia ada perjanjian TWOV or Transit Without Visa dengan UK. Jadi kita bisa transit di UK sampai dengan 24 jam tanpa perlu visa. Petugas imigrasinya sih ga terlalu aware dengan aturan tsb. Justru saya harus jelasin dulu. Tapi semua informasinya lengkap di database mereka jadi mereka langsung terima penjelasan saya. Saya dikasih visa transit untuk jangka waktu 24 jam. Sayangnya penerbangan saya berikutnya hanya berjarak 2 jam. Enggak cukup buat kabur dulu jalan - jalan ke kota. Petugas imigrasinya sendiri sangat ramah dan demen bercanda. Yang bikin proses di imigrasinya lama karena mereka demen becanda. Tapi saya ga ngerti mereka ngomongin apaan karena logat British mereka yang sangat kental. Saya cuman bisa cengengesan demi kesopanan. Abis enggak tahu mau nanggepin apa. Satu - satunya becandaan mereka yang saya ngerti cuma "Kok kamu engga bawain kami ikan mentah sih dari Iceland?" yang disambut dengan ketawa kenceng sesama petugas. Yah, begitulah :D :D
Balik ke Belanda rasanya nyaman sekali malam itu bisa tidur di rumah sambil ketawa - ketawa sama ponakan. Saya bersyukur waktu itu memutuskan untuk melakukan perjalanan ke beberapa negara sendirian. Benar kalau ada yang bilang Sometimes It's Not Where We Travel, But Who We Travel With... With nya itu bisa refer ke orang lain atau ke diri kita sendiri. Kalau mau travelingnya jadi asik, maka jadilah orang yang asik. Be fun along the way. Putuskan untuk tetap hepi selama perjalannya. And everytime I end my trip I always realise, memang banyak orang yang jahat dan menyebalkan di dunia ini, tapi orang yang baik dan menyenangkan jauh lebih banyak jumlahnya :) :)
*if you need the expense report of my itinerary, I keep the notes in excel (except for the food). You can contact me via email and I'll send it to you :)