8.12.2013

Paris For One Day, What Were We Thinking??

"Sampai sekarang, belum ada orang yang datang ke Paris dan engga jatuh cinta dengan kota itu". Begitu cerita orang rumah sehari sebelum saya cabut dari Delft untuk memulai perjalanan 11 hari di luar Belanda. Waktu itu saya cuman nyengir aja. Bagi saya Paris hanya Eiffel dan Louvre (*baca: Monalisa). Menurut saya, sehari juga sudah cukup untuk berada di Paris.

Saya lupa persisnya ada kehebohan apa saja sampai akhirnya itinerary yang sudah saya susun bersama seorang teman yang menjadi travelmate kali ini akhirnya berubah. Seharusnya negara pertama yang kami kunjungi adalah Belgia kemudian lanjut ke Perancis. Sampai akhirnya baru sadar kalau Musee Herge yang merupakan tujuan utama dari kunjungan ke Belgia tutup pada hari kami akan tiba disana. Akhirnya di saat - saat terakhir itinerary kami ubah. Perancis dikunjungi lebih dahulu dan Belgia menjadi negara terakhir yang dikunjungi. Masalah berikutnya muncul pada saat hendak booking bus dari Paris ke Geneva yang merupakan tujuan berikutnya. Jadwalnya engga match dengan availability bus-nya. Kalau dimundurin bisa mengubah semua itinerary yang sudah ada. Padahal hostel semua sudah dibook dari jaman ngurus visa. Dan kalau harus diutak atik lagi berasa males banget. Akhirnya biar match dengan availability transport berikutnya kita putusin buat satu hari aja di Paris. Hostel yang sudah sempat dibook kita cancel. Nyampe jam 6 pagi dan sekitar jam 11 malamnya kita udah cabut naik Eurolines ke Geneve. Lumayan, bisa sekalian menghemat biaya penginapan karena kita tidur di bus :)

Ternyata cobaannya belum berakhir juga. Sehari sebelum berangkat baru sadar kalau ternyata Louvre tutup di hari Selasa. Dan kita akan nyampai di Paris hari Selasa! Lah? Bingung kenapa bisa miss hal penting begini. Padahal kemarin - kemarin kayanya udah diperhatiin banget. Berbekal penghiburan dari travel mate kali ini plus orang - orang rumah akhirnya bisa menguatkan diri (tsahhh..) dan tetap tabah untuk menjalani trip kali ini tanpa masuk ke dalam Louvre. Yah anggap aja itu pertanda memang akan balik lagi ke Paris suatu saat nanti. There will be a second time. Oke baiklah!

Kita berangkat ke Paris bermodalkan peta warisan dari si kakak yang baru berkunjung ke Paris winter kemarin plus informasi dari google buat rute trem dari Amsterdam Centraal ke Parkiran Mega Bus. Sekedar informasi bukan promosi Mega Bus buat saya sih recommended banget. Amsterdam - Paris cuma 12 poundsterling!! Bandingin ama kereta yang bisa diatas 50 euro. Memang jadi jauh lebih lama sih. Busnya berangkat jam 11 malam dan nyampai di Paris jam 6 pagi. Tapi buat yang mau menghemat justru bagus kan? Bisa bebas biaya penginapan satu malam. He.... :)

Siapa bilang ini lagi summer!! Paris jam 6 pagi itu dinginnya bikin menggigil. Padahal udah pakai jaket tapi tetap berasa dingin bukan main. Udah kedinginanan ditambah bingung pula. Ini pertama kalinya kita mulai baca - baca peta dan lihat - lihat screen capture googlemaps yang sudah kita download. Sebelumya selama di Belanda mulai dari nyampai di Schipol menuju Delft sampai dari Delft ke Amsterdam buat lanjut ke Paris, selalu ada kakak saya yang nemenin. Ngajarin cara beli tiket, ngeliat jadwal kereta, nunjukin jalan, dll, dst. Sekarang... mari kita mulai nyasar :D

Setelah numpang tanya dan pantengin si papan penunjuk jalan, sampai lah kita di stasiun metro. Kita langsung beli day pass seharga 6 euro which finally we realized it was one of the best desicion we've made :D. Untuk selanjutnya bisa dipastikan kita bingung - bingung dan nyasar. Kayanya sih udah naik metro yang bener sesuai petunjuk di peta. Tapi kenapa nama stasiun yang disinggahin engga match dengan jalur yang ada dipeta? Masih males nanya - nanya ke orang kita memutuskan untuk diam dan mengamati keadaan. Sayangnya kita diemnya dan mengamatinya kayanya terlalu lama :D Taunya kereta udah sampai di stasiun terakhir dan semua orang turun. Semua kecuali kita. Setelah nyampai di stasiun terakhir keretanya tetap jalan sampai ke ujung subway yang gelap dan sepi terus mendadak berhenti aja.  Hehehehe. Setelah celingak celinguk saya baru sadar kalau keretanya automatically operated. Alias ga ada masinisnya. Jadi lengkap lah asli hanya ada kita berdua didalam kereta diujung subway station yang gelap dan sepi. Kita mulai bingung liat - liatan. Kalau sampai keretanya pakai acara "parkir" dulu gawat lah kita. Untungnya keretanya cuman berhenti sebentar. Langsung bergerak lagi menuju stasiun yang terdekat. Fiuhhh...

Nyampai di stasiun pertama kita langsung turun. Akhirnya kita putusin buat keluar terus baca peta buat lebih ngertiin lagi. Setelah merhatiin sana sini plus sedikit numpang tanya, ngertiin jalur metro sebenarnya gampang banget. Tinggal lihat di peta stasiun tempat kita mau turun ada metro jalur berapa. Jalur tsb platformnya sebelah mana tinggal ikutin aja petunjuk yang ada metro station. Biasanya jalur tsb pasti terdiri dari dua tujuan. Tinggal lihat jalur yang kita pilih nama stasiun yang paling ujung apa. Tinggal ikutin petunjuk jalan yang ada tulisan nama stasiun terakhir tsb. Udah beres. hehheheheh. Kalau stasiun yang kita tuju beda jalurnya dengan stasiun tempat kita berada sekarang tinggal transit di stasiun terdekat buat lanjut ke jalur yang dimaksud. Dan jangan lupa tiap turun di stasiun dan mau lanjut lanjut ke jalur lain pokonya ikutin arah 'sortie" dulu. Yang artinya "exit". Hehheheh. 

Setelah nyasar - nyasar ga jelas selama dua jam akhirnya kita berhasil juga sampai di stasiun yang kita maksud. Dan saya baru memperhatikan lebih detail pemandangan di dalam metro station yang menurut saya sangat cantik. Ditemboknya selalu ada lukisan ataupun gambar - gambar model art kontomporer dan jenis - jenis lainnya yang saya ga gitu ngerti :D. Pengamen yang ada di metro juga pada bagus mainnya. Even di subway pun kota ini berasa nyeni :)

Notre Dame tujuan pertama kita di Paris. Ngeliatin orang -orang yang lalu lalang dijalan juga menyenangkan buat saya. Karena di Paris sepertinya tidak ada istilah fashion crime. Mau pakai baju seperti apapun dengan model tabrak sana tabrak sini tetap berasa enak buat dilihat. Dan yang paling penting orang Prancis itu badannya ga gede - gede (*baca: tinggi) amat. Jadi ga pusing ngeliatnya kaya pas di Belanda dimana orang - orangnya segede gaban. Jadi selama di Paris ga berasa jadi liliput - liliput banget lah :) (apaaaahh???)



Sejak dari awal saya sebenarnya males buat ngejalanin trip ini on summer. Karena saya tau pasti rame banget dan masuk mana - mana pasti ngantri. Dan bener aja. Masuk Gerejanya ngantrinya uda mulai berasa ga masuk akal. Males ngantri karena matahari udah mulai terik juga akhirnya saya mutusin buat lihat - lihat dari luar aja sambil nyantai - nyantai di taman. Point plus lainnya buat Paris, saya suka taman - taman kotanya :)

So, what alse to see in Paris? Kita putusin buat ikutan cruise seharga 17 euro. Keliling kota Paris pakai boat sambil dijelasin sama pemandunya. Paris memang cantik. tapi pemandangan terindah buat saya adalah semua yang ada di metro station dan orang - orang Perancisnya sendiri. Jalan disepanjang Champ Elysees mulai dari Louvre sampai Arc De Triomphe terasa menyenangkan karena seperti melihat fashion show di sepanjang jalan :) Padahal saat itu mulai hujan dan ransel yang kita bawa ga bisa dibilang ringan.



Saya suka Paris!! Saya suka karena kota ini berasa hidup, banyak taman kotanya dan nyeni di semua sisi. Last place to visit tentunya Eiffel Tower. Dan tidur - tiduran di taman Champs de Mars setelah seharian pegel jalan sambil bawa ransel sekian kilo rasanya amat sangat menyenangkan sekali :) :)

I'll be back for sure. Karena sampai sekarang saya masih sedih karena ga bisa masuk Louvre. Apa nanti abis muter - muter yang sebelas 11 hari ini saya balik Paris lagi ya? Masih ada 10 hari lagi setelahnya sebelum pulang ke Jakarta? Hhehehhe.. *berat di duitnya juga siiii* 

Anyway, sehari di Paris bagi saya akhirnya engga cukup. Sama sekali tidak cukup. Paris for one day only?? What was I thinking?? ;p





1 comment: